Negosiasi untuk proses perundingan kerja bersama
Banyak aspek yang harus dipersiapkan terutama tim perunding dari serikat pekerja/serikat buruh apakah mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik. Mereka hendaknya mempersiapkan diri dengan beberapa pengetahuan yang menyangkut: teori dasar ekonomi dan iklim politik, perundang-undangan dan aturan yang berlaku, kondisi perusahaan (profit and loss), hubungan antara serikat pekerja/serikat buruh, dan sebagainya.
Ada enam langkah yang bisa diambil, yaitu:
- 1. Tahap Persiapan.
Persiapan adalah dasar dari suatu negosiasi yang efektif, dan tentunya untuk pencapaian sukses negosiasi. Persiapan mungkin akan memerlukan waktu beberapa hari atau minggu tergantung dari kondisi tuntutan yang akan diajukan;
- “Mengetahui Apa”. Maksudnya adalah mengetahui apa yang dipikirkan/diinginkan oleh pekerja/buruh anggota kita. Hal ini menjadi suatu persoalan yang paling penting, setiap orang harus terlibat didalamnya baik anggota ataupun bukan anggota (dibaca: belum menjadi anggota), ini adalah strategi rekrutmen yang baik dan biarkan serikat pekerja/buruh tetap relevan dalam memenuhi kebutuhan pekerja;
- Kumpulkan fakta-fakta, diskusikan persoalan-persoalan dan pikirkan banyak kemungkinan pilihan yang bisa dicapai;
- perkirakan apa yang pengusaha inginkan dalam negosiasi;
- pilih anggota yang sangat memahami lingkungan tempat kerja untuk hadir, memberikan informasi/masukkan8;
- jangan mempunyai terlalu banyak anggota dalam tim negosiasi;
- pastikan bahwa tim negosiasi tersebut mewakili dari lingkungan kerja (sebagai contoh kalau lingkungan tersebut lebih separo pekerja perempuan, sekurangnya tim tersebut mempunyai separo negosiator perempuan);
- siapkan agenda, hal ini adalah penting untuk mencatat perencanaan tindakan dan selanjutnya untuk mencegah kesalahpahaman dan kesalahan, jika panduan yang jelas akan apa yang dilakukan tersedia, banyak waktu dan usaha akan dihemat. Agenda bisa formal atau informal. Jika pokok persoalan, jangkauan dan tujuan telah ditetapkan sebelumnya kebingungan dapat dihindarkan. Ini dapat bermanfaat untuk diingat bahwa kemajuan dari negosiasi adalah pengaruh penting melalui pembicara pertama. Satu jalan untuk menjamin posisi pembukaan yang kuat adalah dengan sukarela latihan singkat sebelum memulai negosiasi penuh.
Persiapan yang memadai pada setiap negosiasi meliputi mempelajari kekuatan dan kelemahan kedua posisi masing-masing secara bersamaan dengan mempelajari kebutuhan kelompok lain dan cara-cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Negosiator yang sukses menyadari bahwa persiapan yang matang akan sangat berguna bagi suksesnya usaha, dan mereka juga menyadari bahwa tidak akan bernegosiasi bila tidak mempunyai persiapan yang matang, tetapi juga jangan takut untuk melakukan negosiasi
- 2. Tahap Membuat (Mempersiapkan) Tuntutan
- Buat tuntutan dari serikat pekerja/serikat buruh anda. Kemudian tentukan tuntutan dari pengusaha melalui mendengarkan tanpa menyela, melalui pertanyaan terbuka untuk mencari informasi yang banyak (gunakan metode siapa, bagaimana, mengapa, kapan dan apa);
- Catat seluruh informasi itu dengan cermat dimana anda bisa mengunakan informasi tersebut sebagai bahan rujukan dalam negosiasi.
- 3. Mengajukan Cara Pemecahan Masalah
Mengajukan cara pemecahan dan tawarkan konsesi kecil dengan menggunakan tehnik “Jika/Maka“. Mencari pengganti usulan dari pengusaha. Anda harus siap untuk menyetujui suatu hal jika pengusaha juga akan menyetujui hal lainnya. Cobalah untuk tidak menggunakan kata “ TIDAK” dan cobalah untuk menawarkan cara lain untuk tuntutan mereka. Sebelumnya siapkan tata aturan perundingan yang disepakati oleh kedua-belah pihak, berdasarkan agenda dan juga bagaimana “kebuntuan” perundingan akan diselesaikan dan kapan.
- 4. Tahap Perundingan – TAWAR MENAWAR.
Buatlah tawaran menggunakan tehnik “Saya akan jika kamu akan”. Disini adalah waktu dimana semua konsesi ditukarkan. Jangan hanya menawarkan biaya yang diberikan untuk anggota kecil bila dibandingkan dengan yang diterima pengusaha……..tetapi mencari dimana biaya yang dikeluarkan pengusaha masih kecil nilainya dari yang diterima anggota. Mencari nilai tawaran sesuai dengan kebutuhan kelompok lain (dibaca: pengusaha) dan kelompok anda (dibaca: pekerja/buruh). Ingatlah jika anda menyerahkan sesuatu dalam negosiasi dimana dengan biaya kecil ataupun tanpa biaya untuk pekerja tetapi bernilai bagi pengusaha pastikan bahwa anda akan mendapat imbalan. Banyak konsesi akan terjadi pada saat itu atau setelah saat-saat berakhir. Cobalah untuk lebih jelas apa yang disetujui tetapi jika hal ini tidak memungkinkan cobalah mencapai prinsip perjanjian sebagai contoh sesuatu yang anda pikirkan pihak lain akan mendapat penghargaan.
- 5. Tahap Mencari Kesepakatan.
Ringkas perjanjian dalam tulisan dan telitilah kembali. Jangan pernah berpikir bahwa pengertian yang anda miliki sama dengan pengusaha. Identifikasi secara jelas:
- apa yang diminta dalam perjanjian;
- siapa yang akan kena dampak dalam perjanjian ini;
- bagaimana perjanjian ini dilaksanakan dan berapa kali akan berubah;
- kapan perjanjian ini akan efektif;
- dimana akan dijalankan perjanjian ini;
- mengapa perjanjian ini penting;
- apa yang telah disetujui: baik tuntutan awal atau hasil konsensi
Buatlah tawaran akhir dan pastikan bahwa semuanya jelas. Konsep ringkasan anda sendiri, jangan mencoba pengusaha yang melakukan itu. Jika keputusan akhir tidak dapat dicapai ambil “pada dasarnya” perjanjian dapat diperbaiki pada masa yang akan datang. Selalu mencoba dan biarkan pengusaha mencari nilai dalam negosiasi.
- 6. Implementasi Dari Perjanjian.
Hubungan dalam perjanjian adalah suatu proses hubungan yang berkelanjutan yang berarti bahwa bila perjanjian kerja bersama telah selesai dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak bukan berarti hubungan itu berakhir, tetapi mereka mempunyai kewajiban untuk menerapkan (mengimplementasikan) dengan itikat baik dan benar.
- pastikan bahwa perjanjian dilaksanakan dan ditinjau dalam implementasinya, hasil dari perjanjian adalah bukan akhir. Tujuan dengan dimana negosiasi dilaksanakan adalah untuk mencapai hasil dari tindakkan. Perjanjian adalah tidak sukses sampai hal tersebut secara efektif diimplementasikan. Informasi yang adekuat dan penjelasan harus disampaikan kepada mereka yang terkena dampak atau mereka yang membuat atau menjalankan perjanjian;
- adakan pertemuan untuk mengumumkan kepada anggota dan usulkan kepada mereka untuk menerima atau menolak perjanjian tersebut;
- umumkan juga kepada yang lainnya bila mana diperlukan seperti serikat pekerja/serikat buruh lainnya, masyarakat atau media.
Perjanjian Kerja Bersama membutuhkan stabilitas serikat pekerja/serikat buruh
Kebebasan berserikat tumbuh dan berkembang di Indonesia dengan peningkatan jumlah serikat pekerja/serikat buruh di Indonesia tetapi tidak menjamin bahwa mereka secara otomatis memiliki PKB. Serikat pekerja/serikat buruh yang lemah tidak akan memiliki perjanjian kerja bersama, kalaupun ada perundingan PKB akan tidak efektif dan berat sebelah dimana pengusaha menguasai isi tuntutan perundingan yang akhirnya justru merugikan pekerja/buruh itu sendiri.
Disamping itu juga fluktuasi jumlah anggota dan jumlah serikat pekerja/serikat buruh tempat kerja menjadi “kendala” dari pengusaha untuk melakukan perundingan, karena kondisi ini tidak dapat dianggap sebagai sarana yang dapat dipercaya untuk mengadakan perundingan bersama. “Ketidak stabilan” keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh ini merupakan salah satu faktor penyebab jarangnya perundingan bersama. Persaingan antar serikat pekerja/serikat buruh sering menyebabkan ketidak stabilan dalam organisasi pekerja.
Ada tantangan lainnya yaitu pengakuan serikat pekerja/serikat buruh. Biarpun didalam perusahaan tersebut ada serikat pekerja/serikat buruh tetapi pengusaha tidak mengakui organisasi tersebut. Biarpun kebebasan berserikat dan hak beroganisasi dilindungi tetapi nampaknya tingkat pemahaman akan hak ini masih dianggap remeh oleh pengusaha. Tetapi kalau dipahami dengan benar pengakuan organisasi ini sebenarnya memberikan manfaat industri dan menguntungkan produksi, dimana pekerja/buruh tidak akan menggunakan hak mogoknya bersama serikat pekerja/serikat buruhnya. Karena kalau menghadapi aksi mogok, dan kerugian finansial yang terjadi mungkin akan lebih mahal dari biaya konsesi apapun tentang upah dan kondisi yang harus mereka berikan dalam negosiasi dengan serikat buruh.
Pengetahuan sebagai kekuatan
Kita hidup dalam jaman informasi dimana pengetahuan adalah kekuatan, informasi yang terkini adalah dasar dan esensial untuk setiap aspek kegiatan, informasi adalah kekuatan dalam proses negosiasi. Melalui pertukaran informasi kelompok yang bernegosiasi dapat membujuk dan meyakinkan satu sama lainnya dalam proses pencapaian perjanjian. Oleh karena itu informasi adalah elemen penting dalam negosiasi. Sebelum kedua belah pihak duduk untuk melakukan negosiasi terlebih dahulu mereka mengumpulkan berbagai informasi yang memungkinkan mereka saling mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, tuntutan dan konsesi yang akan diajukan dan juga dalam mengumpulkan bukti-bukti dan fakta-fakta yang mendukung dalam proses negosiasi.
Karenanya akan sangat bermanfaat untuk mempelajari pentingnya informasi, ada tiga tingkat dalam proses negosiasi: yaitu sebelum negosiasi (Before Negotiation), selama negosiasi (During Negotiation) dan setelah negosiasi (After Negotiation).
- 1. Sebelum negosiasi (Before Negotiation)
Pada proses ini kelompok-kelompok negosiasi harus memahami atau familier dengan standar dan prosedur negosiasi. Sumber informasi dapat kita dapatkan dari sumber undang – undang/peraturan pemerintah yang berlaku dan konvensi ILO yang telah diratifikasi oleh negara kita, misalnya ratifikasi konvensi ILO no. 87 dan 98 yang mengemukakan tentang kebebasan berserikat dan perlindungan terhadap hak berorganisasi dan hak untuk melakukan perundingan bersama, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang pelaksanaan tata cara pembuatan kesepakatan kerja bersama, dan juga contoh-contoh PKB dari perusahaan lain dalam industry sejenis atau berbeda.
Secara umum serikat pekerja/serikat buruh mengumpulkan informasi melalui pertemuan dengan anggota ditempat kerja dan melalui daftar pertanyaan (questionnaire) yang diajukan kepada anggota sebagai maksud untuk mengetahui dan menegaskan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang anggota dan mendaftarkannya sebagai prioritas kebutuhan. Ada beberapa serikat pekerja/serikat buruh melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi sebagai maksud untuk meneguhkan keadaan yang sebenarnya sebelum mereka duduk bersama dengan pengusaha dalam perundingan.
Penelitian itu bisa melalui bermacam-macam baik laporan yang dikumpulkan, contoh-contoh perjanjian kerja bersama dari perusahaan lain yang sejenis atau berbeda dan perjanjian-perjanjian lainnya dan bisa juga melalui interview dengan orang yang ahli atau berpengalaman dibidangnya. Bila informasi telah dikumpulkan yang kita perlukan selanjutnya adalah menganalisanya:
- menilai standard dan prosedur dari negosiasi;
- meneguhkan bukti-bukti atas fakta-fakta yang didapatkan untuk membenarkan tuntutan;
- menyajikan fakta-fakta setelah menganalisa informasi yang dikumpulkan;
- menilai kekuatan dan kelemahan lawan (analisa pasar, kepemilikan, level pengajian, keuntungan, kondisi kerja dsb) sebagai maksud untuk meneguhkan argumentasi anda. Dan juga mengidentifikasi persoalan-persoalan yang mempengaruhi kelompok;
- menyarankan sebagai pilihan-pilihan alternatif dan kapan negoisasi diperlukan untuk mencapai kesepakatan
Daftar acuan yang perlu anda ketahui dan pertimbangan dalam tahap ini:
- Kumpulkan semua fakta-fakta dan informasi; survey gaji, keuntungan dan kondisi yang disediakan untuk pekerja pada pekerjaan yang serupa, hukum dan peraturan sehubungan dengan kondisi kerja, kumpulan perjanjian kerja bersama dari dari perusahaan lain dsb.
- Apa yang anda (pekerja/buruh) inginkan?
- Apa yang anda (pekerja/buruh) butuhkan?
- Buat daftar pilihan
- Mengetahui alasan
- Pikirkan alasan mereka (pengusaha)
- Pikirkan taktik anda (persoalan apa yang perlu didiskusikan pertama kali)
- Akankah tim negosiator dari pengusaha dapat menjawab pertanyaan anda?
- Tentukan siapa yang akan berbicara (putuskan siapa yang akan berbicara dalam persoalan ini atau itu, siapa yang akan menulis atau membuat catatan dsb)
- Dimana pertemuan akan dilaksanakan ? waktu pertemuan ?
- Informasi dari penelitian tentang perusahaan; kondisi saat ini dan proyeksi kedepan kondisi finasial perusahaan.
- Organisir dukungan dari anggota.